Tracer Study

Tracer Study

LAPORAN NARATIF TRACER STUDY: ANALISIS RELEVANSI PEKERJAAN LULUSAN PROGRAM STUDI SENI RUPA MURNI (2021–2023)

1. PENDAHULUAN

     Laporan ini disusun berdasarkan hasil tracer study terhadap lulusan Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta, untuk periode tahun kelulusan 2021 hingga 2023. Fokus utama dari analisis ini adalah melihat sejauh mana pekerjaan para lulusan relevan dengan bidang studi yang mereka tempuh di perguruan tinggi. Selain itu, laporan ini juga mencermati bidang pekerjaan yang ditekuni lulusan dan implikasinya terhadap pengembangan kurikulum dan strategi peningkatan mutu pendidikan seni.

2. METODOLOGI

     Data diperoleh dari formulir tracer study yang diisi oleh lulusan melalui platform daring. Analisis dilakukan dengan memusatkan perhatian pada dua aspek utama: (1) kategori relevansi pekerjaan terhadap bidang studi, dan (2) ragam bidang kerja yang ditekuni lulusan. Data yang dianalisis berasal dari total responden sebagai berikut: 54 responden (2021), 49 responden (2022), dan 58 responden (2023).

3. TEMUAN UTAMA

     3.1 Tingkat Relevansi Pekerjaan

Relevansi pekerjaan diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: – [1] Sangat Erat – [2] Erat – [3] Cukup Erat – [4] Tidak Sama Sekali

Distribusi data menunjukkan bahwa: – Pada tahun 2021, mayoritas lulusan menganggap pekerjaan mereka “Sangat Erat” (19 orang) atau “Erat” (16 orang) dengan bidang studi mereka. – Pada tahun 2022, pola serupa terlihat dengan jumlah terbanyak pada kategori “Sangat Erat” (16) dan “Erat” (12). – Tahun 2023 menunjukkan peningkatan tajam dalam kategori “Sangat Erat” (27 orang), mengindikasikan tren positif dalam keterhubungan antara pendidikan dan dunia kerja.

     3.2 Ragam Bidang Kerja

Bidang kerja yang paling banyak ditekuni mencakup profesi: – Seniman murni dan praktisi seni kontemporer – Desainer independen – Pekerja seni atau artisan – Pengajar seni di lembaga pendidikan formal/nonformal – Wiraswasta di sektor kreatif

Hal ini menunjukkan bahwa lulusan tidak hanya menempati posisi tradisional sebagai seniman, tetapi juga melakukan diversifikasi profesi dalam konteks ekonomi kreatif yang lebih luas.

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI

Tingginya tingkat relevansi pekerjaan terhadap bidang studi merupakan indikator keberhasilan kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan pasar kerja dan dunia profesional seni. Dalam kerangka teori mediatization dan habitus seni, lulusan menunjukkan kemampuan untuk mentransformasikan keterampilan akademik mereka ke dalam konteks kerja yang dinamis, bahkan lintas disiplin.

Namun, tetap ada sejumlah responden yang merasa bahwa pekerjaan mereka hanya “Cukup Erat” atau bahkan “Tidak Sama Sekali” berkaitan dengan studi mereka. Ini bisa dibaca sebagai indikasi adanya keterbatasan akses terhadap lapangan kerja yang sesuai atau sebagai hasil dari preferensi pribadi yang menjelajah lintas sektor.

5. IMPLIKASI AKADEMIK DAN REKOMENDASI

     5.1. Penguatan Pembinaan Karier: Perlu diperkuat sistem pendampingan karier di tingkat prodi, terutama dalam memberikan orientasi dan peluang kerja yang lebih luas kepada mahasiswa.

     5.2. Pengembangan Kurikulum Adaptif: Kurikulum perlu terus diperbaharui agar mencerminkan kebutuhan dan perkembangan di sektor seni dan budaya, termasuk integrasi teknologi digital dan praktik interdisipliner.

     5.3. Penelitian Lanjutan: Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi lulusan bekerja di luar bidangnya serta bagaimana pengalaman akademik memediasi proses adaptasi mereka.

6. PENUTUP

Laporan ini menggambarkan bahwa mayoritas lulusan Program Studi Seni Rupa Murni ISI Yogyakarta berhasil mengintegrasikan kompetensi akademik mereka ke dalam dunia kerja secara relevan. Temuan ini menjadi dasar penting bagi institusi untuk merumuskan strategi berkelanjutan dalam mendukung transisi mahasiswa dari dunia pendidikan ke ranah profesional secara lebih efektif.